Lanjut dari cerita sebelumnya
Singkat cerita, pos 3. Sudah
banyak pendaki lain yang mendirikan tenda. Dan langit pun sudah gelap. Tadinya
kami berencana untuk istirahat sebentar, makan dan melanjutkan perjalanan ke
Sabana 2, tempat camp yang paling dekat puncak. Hanya saja, perjalanan merbabu
ini bukan individu tapi team. Perlu memperhitungkan kondisi teman-teman yang
lain juga dan jujur saya sendiri juga maunya ngecamp di pos 3 saja. Sesuai
dengan hasil rembukan Rahman, Hafizh dan Fuad dan sharing dengan teman2 yang
lain kami memutuskan untuk ngecamp di pos 3, jam 1 dini hari kita lanjutkan
perjalanan ke puncak tanpa membawa keril (gileee track sebegitu miring bawa
keril, bisa keguling kebelakang #rada #lebay).
Malam masih panjang, sebelum
tidur saya masih punya waktu untuk menikmati malam indah dibawah taburan
bintang Merbabu. Seruput kopi jahe, berdiri menghadap kota dengan pemandangan
kerlap-kerlip lampu. Yessss egha baper :(((((((((((( Indah banget Ya Allaaaaaahh.
*$#($^@#IDHWIRH*#(@(#@)HE()@(#% ya itulah isi hati saya hahahahaha*
Ini loh bintang-bintang yang buat saya baper gak ketulungan |
TIDUUURRR TIDUUUR... ntar malem
mau nanjak
Rasanya baru tidur sebentar sudah
harus melek lagi. Tapi demi puncak yang bahagia, sayapun memaksakan diri keluar
dari sleeping bag yang hangat. Brrrrrr.... dingin bo’. Sebelum melakukan
perjalanan kami kembali memanjatkan doa semoga kami semua diberi kekuatan,
keselamatan, dan kesehatan.
Jalan menanjak, menanjak, dan
menanjak. Nyaris saja, gak kebayang kalau semalam kami nekat melanjutkan
perjalanan mungkin akan ada yang cedera selama perjalanan. Kami merasa telah
mengambil keputusan yang bijak untuk mendirikan tenda di pos 3 (oiya dari
rombongan kami ada yang namanya Bijak loh, bukan nama samaran apalagi nama alay)
Inilah pendakian yang sebenarnya.
Sakitnya di kaki, nyeseknya dihati, basahnya di pipi. Eh ini beneran loh
apalagi untuk saya yang memang tidak memiliki stamina yang cukup kuat ditambah
dengan berat badan, beban hidup *kurang berat apalagi coba*. Oiya untuk kalian
yang mau melakukan pendakian sangat penting melakukan latihan fisik, bisa
jogging atau berenang atau olahraga apapun itu (asal jangan olahraga catur).
Penting banget untuk persiapan sebelum pendakian. 1 hal lagi, setiap kali
kalian melakukan pendakian, pastikan ada teman yang bisa kalian percaya,
apalagi jika kalian memiliki penyakit yang ada kemungkinan kambuh saat di
gunung.
Sedikit cerita dengan pengalaman
saya. Setiap saya naik gunung pasti ada 1 orang yang bisa saya percaya, yang
tau kondisi saya. Gak perlu merasa malu dengan kondisi diri sendiri, apalagi
malu jika punya penyakit (dikira bisa langsung manggil ambulanca pas sakit di
gunung).
Mungkin karena kurang olahraga,
seminggu sebelum ke merbabu hampir lembur tiap hari tidur jam 2, kurang tidur,
dan tiba-tiba “aduh kok sakit ya”. Beberapa langkah masih bisa nahan. Tanjakan
terakhir sebelum puncak “man.. man sesak man” saya mulai berbisik ke Rahman.
“udah Gha istirahat dulu aja, jalannya pelan aja” kata rahman yang tampaknya
sudah mulai khawatir. “iya Man, pelan aja ya” kata saya sambil megang dada
nahan rasa sakit. Ingus yang udah daritadi ngucur karena kedinginan makin
nambah deras bersama dengan keluarnya air mata. Kalau bukan karena niat yang
kuat pengen nyampe puncak mungkin saya sudah menyerah. Tapi saya salut dengan
Rahman, saya tau dia panik tapi dia masih bisa memberi saya semangat untuk
sampai puncak.
Singkat cerita lagi,
PUNCAAAAAAAAAAAKKKKKKKKKK
MashaAllah.. bisa sampai juga saya.
Langsung saja saya dan
teman-teman yang lain saling bersalaman dan memberi selamat, seakan kami telah
mendapat reward tapi ini benar-benar reward hasil dari kerja keras kami
melewati penanjakan demi penanjakan. Garis merah tampak indah seolah membelah
langit menjadi dua. Awan tipis2 menggantung didepan mata menjadi pemandangan
yang tak ingin kami tinggalkan. Samar2 dari kejauhan tampak gunung merapi yang berdiri
kokoh.
Salah satu hal yang sangat
istimewa dalam hidup saya tiap naik gunung adalah melaksanakan sholat subuh di
puncak. Karena disaat itulah saya merasa begitu dekat dengan sang pencipta.
Berada diketinggian sekian ribu diatas permukaan laut, bersujud, berbisik
kebumi, didengar oleh langit.
Terima kasih Merbabu suguhan keindahanmu tak akan kami lupakan |
Ini bukan shooting film Meteor Garden loh ya tapi kami sedang menikmati keindahan track menuju puncak semalam yang tentunya bikin jiperrr |
Hingga akhirnya kami sampai
kembali ke basecamp dengan selamat dan sehat. Kami pun mulai melakukan
bersih-besih diri (maksudnya mandi dan buang air ya), berganti pakaian bersih,
dan membawa pulang rasa senang dan rindu.
![]() |
Inilah kami yang Tuhan telah berikan kesehatan dan kekuatan untuk menikmati keindahan ciptaanNya - Merbabu- |
Merbabu,
Kau berhasil menanamkan rasa
rindu
Merbabu,
Kau tercatat sebagai momen
berkesan dalam salah satu perjalananku
Merbabu,
Kau berhasil menggoreskan momen indah dalam hidupku
Merbabu,
Bukan hanya sekedar perjalanan alam, tapi perjalanan hati
lebih tepatnya
Egha Lestari
Jumat, 12 Agustus 2016
More Information:
Kereta Jakarta - Semarang via Ps. Senen : Rp. 120.000 per org
Mobil Elf Semarang - Selo PP : Rp. 1.300.000 untuk 15 org
Simaksi : Rp. 250.000 untuk 15 org
Kereta Jogja - Jakarta : Rp. 230.000 per org
0 comments:
Post a Comment