Yang namanya dadakan persentase mengecewakannya lebih rendah ketimbang yang terencana. Dan benar saja seminggu sebelumnya sudah merencanakan
untuk berkunjung ke Bukittinggi namun GATOT!! GAGAL TOTAL!! Semua rencana
gagal, mood berantakan, pikiran
awut-awutan. Hemmmmm.
Namun kemudian datanglah hari berkunjung ke Bukittinggi-Padang dan sekitarnya pun terjadi. Setelah benar-benar duduk diatas mobil travel yang melaju dari Pekanbaru ke Bukittinggi menandakan rencana kali ini benar-benar akan terjadi. Ihhiiiiiyyy happy nya. Oiya buat kalian yang akan melakukan perjalanan dari Pekanbaru ke Bukittinggi siap-siap dengan kondisi jalurnya yang berkelok-kelok dengan jarak tempuh sekitar 5 jam an lah. Dari Bukittinggi ke Padang sekitar 2 jam. Jadi yang punya penyakit mabuk darat jangan sampai absen antimonya.
Namun kemudian datanglah hari berkunjung ke Bukittinggi-Padang dan sekitarnya pun terjadi. Setelah benar-benar duduk diatas mobil travel yang melaju dari Pekanbaru ke Bukittinggi menandakan rencana kali ini benar-benar akan terjadi. Ihhiiiiiyyy happy nya. Oiya buat kalian yang akan melakukan perjalanan dari Pekanbaru ke Bukittinggi siap-siap dengan kondisi jalurnya yang berkelok-kelok dengan jarak tempuh sekitar 5 jam an lah. Dari Bukittinggi ke Padang sekitar 2 jam. Jadi yang punya penyakit mabuk darat jangan sampai absen antimonya.
![]() |
Sate Padang dgn tingkat kenikmatan 99% |
Sesampai di Bukittinggi hawa
sejuk menyambut. Bukittinggi memang terkenal sebagai sebuah kota dataran tinggi
dengan kontur alam yang berbukit-bukit. Terang saja kota ini memiliki hawa
dengan udara yang sejuk. Dari Bukittinggi pun kita sudah bisa menikmati
tampilan Gunung Singgalang dan Gunung Marapi yang menjulang kokoh dengan jarak
pandang yang terlihat cukup dekat. Terlihat dekat tapi sebenarnya jauh sama
kayak jauh dihati dekat di hati eh kebalik ya hahaha *eyyaaa gak jauh2 dari
baper*
Tadinya sok-sok gak mau makan malam tapi aroma dan tampilan Sate Padang yang sungguh indah tak sanggup menahan nafsu ingin melahapnya. Dan beuuuhhh the best taste of Sate Padang ever belum pernah nemu Sate Padang seenak ini sebelumnya. Kuah kental yang berasa Padang sesungguhnya, dan dagingnya yang empuk ditambah kerupuk kerenyes2 waahh petjah. Kalian harus nyobain *titik*
Tadinya sok-sok gak mau makan malam tapi aroma dan tampilan Sate Padang yang sungguh indah tak sanggup menahan nafsu ingin melahapnya. Dan beuuuhhh the best taste of Sate Padang ever belum pernah nemu Sate Padang seenak ini sebelumnya. Kuah kental yang berasa Padang sesungguhnya, dan dagingnya yang empuk ditambah kerupuk kerenyes2 waahh petjah. Kalian harus nyobain *titik*
JAM GADANG
Setelah makan kami (Saya, Ima, Rahman, dan Bg Indra) menyempatkan untuk ke Jam Gadang sebelum balik ke penginapan. Jam Gadang merupakan simbol atau ikon dari Kota Bukittinggi, rasanya tak lengkap jika ke kota ini tapi tidak berkunjung ke Jam Gadang. Ternyata tampilannya memang sefenomenal namanya. Di malam hari tampak lampu warna warni menambahan keindahan objek wisata satu ini. Puas berfoto-foto kamipun kembali ke penginapan, berisitirahat mempersiapkan esok hari untuk trip di beberapa lokasi.
![]() |
Dalam kondisi lelah sekalipun selalu ada semangat untuk berfoto |
Walaupun semalam kami sudah
mengunjungi wisata Jam Gadang, namun kami tak melewatkan untuk melihat wisata
fenomenal satu ini di siang hari *Yaa mumpung lagi di Bukittinggi*. Mau objek
wisata yang sama tetap aja, jeprat-jepret tak terhindarkan *pada banci kamera
sih*
Inilah kami para banci kamera |
![]() |
Istana Bung Hatta yang berada tepat didepan Jam Gadang |
NGARAI SIANOK
Dari hasil searching di Google, ada wisata alam milik Bukittinggi yang akan membuat mata membelalak. Ngarai Sianok, melihat wujud indahnya dari mbah Google pikirku wisata alam ini berada berkilo-kilo meter dari Kota Bukittinggi. Siapa sangka jaraknya hanya 10 menit dari Jam Gadang *eng ing eng*. Ngarai Sianok adalah sebuah lembah curam (jurang) yang terletak diperbatasan kota Bukittinggi, di Kecamatan IV Koto, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Ngarai Sianok yang dalam jurangnya sekitar 100m, membentang sepanjang 15 km dengan lebar sekitar 200 m, dan merupakan bagian dari patahan yang memisahkan pulau Sumatera menjadi dua bagian memanjang (sumber wikipedia).
Dari hasil searching di Google, ada wisata alam milik Bukittinggi yang akan membuat mata membelalak. Ngarai Sianok, melihat wujud indahnya dari mbah Google pikirku wisata alam ini berada berkilo-kilo meter dari Kota Bukittinggi. Siapa sangka jaraknya hanya 10 menit dari Jam Gadang *eng ing eng*. Ngarai Sianok adalah sebuah lembah curam (jurang) yang terletak diperbatasan kota Bukittinggi, di Kecamatan IV Koto, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Ngarai Sianok yang dalam jurangnya sekitar 100m, membentang sepanjang 15 km dengan lebar sekitar 200 m, dan merupakan bagian dari patahan yang memisahkan pulau Sumatera menjadi dua bagian memanjang (sumber wikipedia).
View Ngarai Sianok |
Dan benar saja, pemandangan yang
tampak didepan mata saat itu beneran bikin gak bisa mingkem.
Indaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhh. Bisa menikmati keindahan seperti ini tanpa harus
treking berkeringat itu woooow. 1 2 3 cegrak 4 5 6 cegrek *terus aja itung ampe
100 :)))))*.
Pemandangan ini memang benar-benar hasil pahatan Tuhan yang tak tertandingi
indahnya. Dari atas terlihat lekukan-lekukan hasil patahan yang membentuk
dinding bukit yang seolah-seolah sedang berbaris. Dibawah terlihat sungai yang
berkelok-kelok diantara dinding bukit yang curam menambah hiasan indah objek
wisata alam yang satu ini. Manusia mana yang bisa menyamai keindahan seperti
ini.
LOBANG JEPANG (GOA JEPANG)
Masih di area Ngarai Sianok. Tak
jauh dari itu ada wisata lain yang bisa menambah list trip saya untuk weekend kali
ini yaitu Lobang Jepang. Beralih dari wisata alam ke wisata sejarah. Seperti
kata Presiden pertama Indonesia, Presiden Soekarno, “Jas Merah, Jangan
Sekali-kali Meninggalkan Sejarah”
Tepat didepan saya sudah ada
lubang berbentuk setengah lingkaran dengan tinggi sekitar 2 meter yang
diatasnya bertuliskan “Lobang Jepang”. “Lobang ini adalah pintu masuk Lobang
atau Goa Jepang yang merupakan sebuah terowongan (bunker) perlindungan yang
dibangun tentara Jepang sekitar tahun 1942” jelas Uda Nanda yang merupakan tour guide kami sewaktu mulai menuruni
anak tangga dari pintu masuk Goa Jepang. Uda Nanda kembali menjelaskan dengan
aksen minangnya, “diperkirakan puluhan bahkan ratusan ribu tenaga kerja paksa
atau romusha dikerahkan untuk menggali terowongan ini yang
berasal dari pulau Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Tak ada 1 tenaga kerja pun
yang berasal dari Bukittinggi, hal ini dilakukan koloniel Jepang di masa itu
untuk menjaga kerahasiaan proyek tersebut. Orang-orang asli Bukittinggi malah
dikirim ke wilayah lain seperti Bandung”. Sebagai informasi guide di Goa Jepang sebenarnya free tapi
tidak ada salahnya kita memberikan tip seikhlasnya kepada mereka, itung-itung
sebagai penghargaan kepada mereka yang telah membantu dalam melestarikan bukti
sejarah yang masih ada sampai sekarang.
Pintu masuk Lobang (Goa) Jepang |
Uniknya, pintu masuk Goa memang
berbentuk setengah lingkaran namun saat berada didalam dapat dilihat bentuk Goa
berbentuk kotak. Kalau dari penjelasan si Uda, model seperti ini sengaja
dirancang agar Goa ini terlihat kecil dari luar namun ternyata memiliki space yang lebar didalamnya.
![]() |
Kondisi didalam Goa |
Didalam Goa terdapat banyak
ruangan-ruangan, ruang amunisi, barak militer, ruang rapat, ruang makan, dapur,
pintu penyergapan, dan penjara. Pada saat Goa Jepang pertama kali ditemukan
banyak ditemukan bambu yang merupakan tempat tidur para tentara Jepang. Namun
karena kondisi bambu yang sudah lapuk sehingga warga sekitar membuang bambu
tersebut. Sembari menceritakan sejarah Goa Jepang, saya, Ima, dan Rahman sibuk
mengambil gambar sambil beraharap dalam hati tidak ada gambar-gambar aneh yang
terekam dikamera masing-masing *khan ngeri bo’*
Keunikan lain yang saya temui
didalam Goa ini, ada sebuah lorong yang kata Uda Nanda merupakan lorong yang
digunakan tentara Jepang untuk mengumpulkan tentara lainnya jika ingin
mengadakan rapat. Pimpinan mereka cukup berteriak di lorong tersebut dan akan
terdengar ke segala penjuru Goa. Lorong tersebut sengaja dibuat sedemikian rupa
agar suara bisa bergema *Lorong Toa nama lorong versi Egha hihi*
Uda Nanda kembali menjelaskan
bahwa posisi kita saat ini berada di bawah Kota Bukittinggi, jadi diatas kita
sedang berlangsung aktifitas harian warga kota Bukittinggi dan jika kita terus
berjalan menyusuri lorong-lorong Goa maka kita bisa saja sampai ke Istana Bung
Hatta yang berada didepan Jam Gadang. Tapi jalan menuju kesana sudah ditutup
oleh Pemda setempat karena tidak dimungkinankan untuk pengunjung berjalan
sejauh itu.
Sampailah disebuah lorong sebelah
kiri, saya melihat sebuah ruangan yang gelap dan kondisinya lebih mistis dari
ruangan-ruangan lain. Ruangan tersebut ditutup dengan pagar besi dan diatasnya
ada tulisan PENJARA *pantesan aja tampilannya horor*.Konon ceritanya para
tahanan didalam penjara tidak kadang tidak diberi makan dalam waktu yang lama
dan jika ada yang meninggal mayatnya tidak dibuang melainkan hanya dibiarkan
didalam penjara. Bisa dibayangkan bagaimana kondisi nenek moyang kita
terdahulu. Dan disebelah kanan penjara ada sebuah ruangan yang bertuliskan
DAPUR dan didalamnya ada lagi sebuah ruangan yang bertuliskan PINTU PENGANTAIAN.
Pikir saya dalam hati kenapa ada dapur didekat Penjara. Apa mungkin ini tempat
menaruh makanan untuk para tahanan. Tak butuh waktu lama, Uda Nanda langsung
menceritakan bahwa Dapur ini sebenarnya digunakan oleh tentara Jepang untuk
menyiksa para tahanan. Dapur hanya sebagai kamuflase
untuk melakukan pembantaian. Dinding dapur sudah ditutupi semen oleh Pemda
karena aslinya di dinding dapur masih menempel bekas-bekas darah hasil
penyiksaan dan pembantain. Walaupun bukti sejarah tapi rasanya tak pantas jika
bekas-bekas darah tersebut menjadi bahan tontonan bagi pengunjung.
![]() |
Ini yang namanya Uda Nanda |
Sambil meninggalkan Dapur saya
menanyakan pertanyaan yang sama skali tak ada hubungannya dengan sejarah “Uda,
selama jadi guide pernah gak sih ngerasain atau sampai ngeliat hal-hal aneh?”.
“Ohh sering, bukannya mau nakut-nakutin tapi pas kita turun dari pintu masuk
itu sudah ada yang berdiri di tangga. Dengar suara penyiksaan juga sering. Saya
kan INDIGO”. Ampun deh salah nanya kan. Seketika Ima melipir mendekati saya dan
kami pun berjalan sambil rangkul-rangkulan. Untung saja didepan kami sudah ada
pintu yang merupakan pintu keluar yang merupakan tanda bahwa perjalanan kami
sudah akan berakhir. Dan sebelum keluar, Uda menutup ceritanya dengan
menjelaskan bahwa sekarang pun ada yang sedang berjalan dibelakang kami. Mereka
ingin keluar dari Goa tapi tidak bisa karena sudah beda alam *mereka dalam
tanda kutip*. Ibaratnya saat kita masuk ke dalam Goa kita memasuki dunia yang
berbeda. Oleh karena itu, untuk kalian yang ingin mengunjungi wisata ini
jagalah omongan, jangan berbuat seenaknya, apalagi membuat keributan.
Didalam Goa saya juga sempat
mendapati banyak coretan dari para pengunjung alay tak bertanggung jawab *gak
digunung gak di Goa tetep aja ada coretan haddeeeeh*. Tapi untungnya didalam
Goa sudah dipasangi CCTV sehingga dapat dipantau segala aktifitas pengunjung di
dalam Goa. Bukan hanya pengunjung tapi aktifitas guide pun dipantau. Jadi jangan sampai melewatkan wisata sejarah
satu ini jika mengunjungi Bukittinggi.
NGARAI SIANOK (LAGI)
Didepan pintu keluar Bg Indra
sudah menunggu kami. Masih dalam kawasan Ngarai Sianok, kami pun segera
meluncur ke spot selanjutnya. Kalau tadi kami menyaksikan keindahan Ngarai
Sianok dari atas sekarang kita akan kebawah, melihat keindahan lain dari Ngarai
Sianok dari sisi yang berbeda.
Jalan menurun yang sedikit curam,
dalam hati ini naiknya pasti PR *yelah egha kyk gak pernah naik gunung aja,
tiba2 jadi manja gitu*. Lagi lagi Ngarai Sianok tidak mengecewakan kami karena
dari bawah sini kami disuguhkan dengan keindahan yang tidak setiap hari bisa
kami lihat di Jakarta. Siap-siap saya akan racuni kalian dengan foto.
Jangan diganggu plis, lagi anteng |
Puas berfoto-foto, kami kembali
ke mobil untuk menuju tujuan selanjutnya. Dan benerkan butuh treking cantik
pulangnya.
PUNCAK LAWANG, DANAU MANINJAU
Welcome to Puncak Lawang |
Matahari belum berada tepat
diatas kepala, menandakan belum tengah hari tapi kami sudah mendatangi beberapa
spot karena lokasi tempat wisatanya yang memang saling berbedakatan.
Tujuan selanjutnya adalah PUNCAK
LAWANG. Lagi-lagi saya menjudge, yaa
namanya puncak pasti tak jauh-jauhlah dari tempat seperti puncak bogor atau
lembang di Bandung. Dan untuk kesekian kalinya perkiraan saya terpatahkan.
Benar-benar keindahannya diluar perkiraan.
View Danau Maninjau dari Puncak Lawang |
Dari atas puncak, kami bisa
dengan leluasa menikmati keindahan Danau Maninjau. Saat itu cuaca lagi
cerah-cerahnya, rasanya Tuhan sedang mengijinkan kami untuk menikmati hasil
lukisanNya yang tak tertandingi ini. Di air danau yang biru kita dapat melihat
pantulan awan bak permen gulali, hamparan sawah berbentuk kotak-kota dengan
berbagai warna, serta angin sepoi basah dengan suhu sekitar 18-20 derajat
celcius.
Puncak Lawang pun dijadikan
lokasi olahraga Prahlayang. Kebayangkan main parahlayang dengan view Danau Maninjau. Tapi sayang
bertepatan dengan adanya event Porprov (Pekan Olah Raga Provinsi) dan
pilot-pilotnya sedang mengikuti event tersebut. Yasudahlah belom rejeki main
Parahlayang. Diberi tampilan seperti ini pun rasanya sudah lebih dari cukup.
Berasa sedang melihat walpaper di
laptop atau gambar-gambar di kalender. Kalau kata Ima ini viewnya terlalu photogenic,
mau foto sambil tengkurep pun hasilnya bakal tetep kece hihi.
Sebelum meninggalkan lokasi ini
kami pun menunaikan kewajiban sebagai umat muslim. Rasanya tak adil jika Tuhan
memberi ijin untuk menikmati semua keindahan ini tapi kita sebagai manusia
tidak meluangkan waktu untuk menyembah, bersyukur, dan menjalankan perintahnya.
Trip di Bukittinggi memang sudah
berakhir tapi tidak untuk trip hari itu. Karena setelah ini kami akan
mengunjungi Pantai Air Manis yang lokasinya ada di Padang. Oiya sebelumnya,
bicara Danau Maninjau, pasti kita juga akan berbicara mengenai kelok 44. Kelok
44 ini adalah akses yang kita lewati dari Puncak Lawang – Danau Maninjau menuju
Padang via Pariaman. Disebut kelok 44 karena jumlahnya ada 44 kelokan. Kok bisa
tau jumlahnya ada 44? Karena disetiap kelokan akan dipasangi papan untuk
menandakan kita sudah berada dikelokan keberapa. Jadi gak usah iseng buat
ngitung jumlah keloknya. Kecuali emang penasaran benar-benar mau mastiin,
bebas. Kelok 44 dimulai dari atas bukit dan mulailah jalan yang berkelok-kelok
menuruni bukit hingga kelok 1 yang menandakan kita telah berada dipenghujung
cinta eh kelok maksudnya. Jalur yang rawan kecelakan, jadi dibutuhkan driver
yang handal dan mengerti dengan aturan yang berlaku yaitu toleransi memberi
jalan bagi kendaraan yang datang dari arah yang berlawanan, terutama pada
bagian kelok jalan.
PANTAI AIR MANIS
Dari Bukittinggi ke Padang
membutuhkan waktu sekitar 2 jam, dan dari Padang ke Pantai Air Egha eh Manis dink :D membutuhkan
waktu sekitar 1 jam. Pantai Air Manis
juga dikenal dengan Pantai Malin Kundang. Berbicara tentang Malin Kundang
pastinya kita langsung tau mengenai cerita anak durhaka yang dikutuk menjadi
batu oleh ibunya. Mengunjungi Sumatera Barat memang tak lengkap jika tidak
berkunjung ke Pantai Air Manis karena di pantai ini kita akan menemukan sebuah
batu yang tampak seperti seorang laki-laki yang sedang bersujud. Disekitarnya
terdapat bebatuan-bebatuan besar yang tersebar diperkirakan adalah kapal milik
Malin Kundang yang juga menjadi batu. Rasanya belum habis rasa kagum dari objek
wisata sebelumnya sekarang ditambah dengan objek wisata Pantai Air Manis ini.
Oiya lagi lagi sebagai pengunjung kita harus tetap menjaga attitude dan sopan
santun. Ceritanya ada pengunjung yang pernah kesurupan karena berdiri diatas
batu Malin Kundang dan mnginjak bagian kepalanya.
![]() |
Batu Malin Kundang |
Kami memang tak menghabiskan
waktu lama di Pantai Air Manis, setelah mengabadikan momen dengan berfoto-foto
kami bergegas menuju kota Padang. Cuaca saat itu memang kurang bersahabat,
mendung dan rintik-rintik gerimis manja.
Dengan kembalinya matahari ke
peraduannya, menandakan berakhir pula One Day Trip kami di Sumatera Barat.
Memang masih banyak tempat wisata yang dimiliki Sumatera Barat namun
tempat-tempat wisata yang sudah kami datang sudah mewakili kebahagiaan kami di
hari itu. Wisata bukit, wisata sejarah, wisata pantai menjadi paket komplit di
trip kami. Warga Sumatera Barat patut berbangga dengan semua kekayaan yang
mereka miliki. Tak perlu polesan banyak di setiap tempat wisatanya. Cukup
dengan selalu menjaga kebersihan dan tidak menghilangkan/mengubah keindahan
tempat wisata yang sudah ada jauh sebelum menjadi tempat wisata maka akan
semakin akan menarik peminat para wisatawan baik domestik maupun mancanegara.
Untuk kalian yang doyan
travelling, Sumatera Barat sangat pas untuk dijadikan sebagai destinasi trip.
Namun sebelumnya kalian perlu membuat list lokasi mana yang kalian akan
kunjungi dengan memperhitungkan lokasi tempat wisata. Buatlah kumpulan tempat
wisata yang saling berbedakatan. Hal ini untuk mengefisiensikan waktu kalian.
Case ini untuk kalian yang akan travelling tanpa didampingi penduduk sekitar
yang paham dengan lokasi-lokasi tempat wisata.
Sekali lagi mengingatkan jadilah pengunjung yang ber-atitude, pengunjung yang memiliki rasa tanggung jawab, dan smart traveler. Jangan mengotori apalagi merusak segala sesuatu yang ada di tempat-tempat wisata. Karena dimanapun kita berada, berbeda daerah, Indonesia tetap milih kita bersama.
More Information:
More Information:
Travel PKU – BUKITTINGGI: Rp.
110.000 (class ekonomi-CP: 085375378080)
Hotel di Bukittinggi: Rp.
350.000/malam (Kharisma Hotel)
Tiket Taman Panorama (Ngarai
Sianok & Goa Jepang): Rp. 15.000/orang
Tip Guide Goa Jepang: Seikhlasnya
Tiket Puncak Lawang: Rp.
5.000/orang + Rp. 5.000 (parkir mobil)
Tiket Pantai Air Manis: Rp. 5.000/orang
Hotel di Padang: Rp. 520.000/malam (Ibis Hotel)
Travel PDG-PKU: Rp. 170.000 (class executive-CP: 085375378080)
ampuuunnn ghaaa, postingannya bikin mupengg. lama banget pengen ke bukittinggi belum kesampean, semoga tahun ini bisaa :)))
ReplyDeletehahahahaa.. semoga postinganku semakin jadi racun biar ke bukittinggi hehe
ReplyDeletetapi aseli kece abissss,, gue jatuh cinta sama bukittinggi
pengen banget kesana. kapan ya hahaha. ini postingan yang belum kudatangi sejak challenge terakhir. dan abis itu nggak ada challenge2 lagi. keknya pada sibuk sendiri2 nih hmm...
ReplyDeletebtw, jangan lupa segera diposting yang Semeru. keburu kamu naik gunung lagi :p